Rabu, 31 Maret 2021

NCP dan CDN

Nama/NIM : Ngurah Doddy Pratama/1805551022
Prodi/Fakultas/Universitas : Teknologi Informasi/Teknik/Udayana
Mata Kuliah : Network Centric Principles
Dosen : I Putu Agus Eka Pratama, ST., MT


CDN (Content Delivery/Distributed Network)

CDN adalah sejumlah node yang berupa server atau komputer yang tersebar secara fisik di sejumlah lokasi yang berbeda dimana node-node ini secara bersama-sama memberikan layanan pengiriman content dan data ke pengguna dari sebuah layanan yang berbasis web. 

Terdapat perbedaan antara konsep CDN dengan konsep yang konvensional dimana pada konsep konvensional pengiriman content dan data terjadi secara terpusat, sedangkan pada konsep CDN pengiriman content dan datanya terjadi secara distribusi yang bergantung pada lokasi node yang berkepentingan. Pada konsep konvensional, bila pengguna ingin mengakses suatu content dari jarak yang jauh dengan server maka kecepatan aksesnya akan lambat karena server penyedia content dan data letaknya terpusat. Berbeda halnya dengan konsep CDN, jika pengguna ingin mengakses content tertentu maka server yang melayani adalah server yang terdekat dengan lokasi pengguna, sehingga kecepatan akses di sisi pengguna akan lebih cepat.

Dalam menerapkan konsep CDN, memang diperlukan sedikit effort yang lebih, memerlukan resources yang cukup besar, dan konfigurasinya yang cukup rumit. Tetapi dengan menerapkan konsep CDN, keuntungan akan lebih banyak didapatkan dengan beberapa kelebihan yang dimiliki oleh konsep CDN.
konsep cdn
Konsep CDN
Gambar diatas menunjukkan konsep dari CDN dimana pada Main Servers merupakan server utama yang menyediakan sumber content dan data, lalu pada gambar diatas juga terdapat dua cloud yang berperan sebagai node yang akan memberikan content dan data dari server utama ke pengguna yang terdekat.

CDN sewajibnya berbasis cloud computing karena akan lebih handal, tidak ada lagi konsep client-server yang terpusat. Dengan berbasis cloud computing, maka akan mudah dalam melayani pengguna yang dilihat berdasarkan lokasi geografis pengguna pada saat mengakses content, kemudian server yang terdekat akan melayani content dari pengguna tersebut. Hal ini tentu akan sangat berbeda dengan konsep konvensional yang terpusat, yang trafiknya akan sangat padat karena hanya ada satu jalur menuju server, keamanannya yang kurang yang rentan akan serangan Man In The Middle (MITM), dan kehandalan yang kurang berdasarkan QOS (Latency, Delay, Jitter, dan Throughput).

CDN: Node Tersebar

konsep cdn 2
Konsep CDN#2
Gambar diatas menunjukkan gambaran lain dari konsep CDN dimana content dan data yang disediakan di server utama akan didistribusikan ke beberapa node yang tersebar di berbagai lokasi, seperti di Benua Amerika, Benua Eropa, dan Benua Asia. Semua node yang tersebar ini tergabung di satu distribusi global pada server utama. Pengguna yang akan mengakses suatu content akan dilayani oleh node-node ini yang letaknya paling dekat dengan lokasi pengguna. 

CDN: Untuk Siapa?

Konsep CDN ini diperuntukkan untuk semua layanan dan aplikasi yang berbasis web seperti layanan web hosting, layanan sosial media, web bisnis, E-commerce, E-business, ERP, web militer, web pemerintahan, web sekolah/universitas, layanan kesehatan dan publik, dan masih banyak lagi yang lainnya.

CDN: Caranya?

Untuk menerapkan konsep CDN terdapat dua opsi yang dapat dilakukan. Opsi pertama adalah membuat sendiri jaringan CDN di dalam cloud, hal yang diperlukan adalah biaya, sumber daya manusia yang handal, dan regulasi setempat. Opsi kedua adalah dengan menggunakan layanan hosting yang berbasis CDN. Saat ini terdapat banyak layanan hosting di Indonesia maupun luar negeri yang berbasis CDN.

Kamis, 11 Maret 2021

NCP dan ICN

Nama/NIM : Ngurah Doddy Pratama/1805551022
Prodi/Fakultas/Universitas : Teknologi Informasi/Teknik/Udayana
Mata Kuliah : Network Centric Principles
Dosen : I Putu Agus Eka Pratama, ST., MT


ICN (Information Centric Network)

Pada saat ini, jaringan internet dipenuhi dengan adanya konten, data, dan informasi dari berbagai layanan. Oleh karena itu, diperlukan sebuah sistem untuk menjadikan sebuah jaringan yang berorientasikan kepada informasi yang disediakan untuk pengguna. Penyedia informasi ini harus bersifat reliable (handal), dan juga harus lebih efisien. Solusi untuk permasalahan ini adalah dengan ICN di dalam NCP.
bagan icn
Bagan ICN
Gambar diatas menunjukkan bagan ICN jika dilihat berdasarkan Use Case Diagram-nya dimana pada gambar awan diatas bukan hanya sekedar jaringan komputer tetapi juga terdapat cloud computing di dalamnya.

ICN: Trusted

Dalam hal ini, pengguna harus mendapatkan data, informasi, dan konten yang terpercaya dari penyedia yang terpercaya juga. Hal ini bertujuan terhadap tiga hal, yaitu keamanan, privasi, dan kenyamanan. ISP, koneksi internet, keamanan di dalam jaringan seperti firewall, cloud, dan IDS, serta DNS akan berelasi satu sama lain.

ICN: How To

Berikut ini adalah beberapa cara dalam menerapkan ICN:
a. Pastikan semua node di dalam jaringan memiliki keamanan serta otentikasi, baik untuk server, client, serta node-node yang ada di dalam jaringan. Ini bertujuan agar tidak sembarangan host dapat bergabung di dalam jaringan.
b. Penyedia layanan dan kontennya harus terpercaya, karena jika tidak maka akan menyulitkan tentang kevalidan data yang disediakan.
c. Topologi jaringan harus diperhatikan. Topologi mesh adalah salah satu topologi yang paling direkomendasikan dan paling banyak digunakan di dalam Net Centric, walaupun topologi ini kompleks namun akan sangat berguna untuk kedepannya.
d. Penamaan yang baik, yaitu penerapan DNS yang baik. Karena dengan DNS, akan memudahkan pengelolaan dalam jaringan karena mudah dibaca dibandingkan dengan IP address.

ICN: Well-Known Design - NetInf

bagan icn
Bagan ICN
Gambar diatas menunjukkan bagan ICN jika dilihat berdasarkan jaringannya. Pada bagan diatas ada satu hal yang perlu diperhatikan, yaitu cache. Cache akan menyimpan kemana saja informasi akan atau sudah dibagikan, seperti rekam jejak.

Sabtu, 06 Maret 2021

SDN (Lanjut)

Nama/NIM : Ngurah Doddy Pratama/1805551022
Prodi/Fakultas/Universitas : Teknologi Informasi/Teknik/Udayana
Mata Kuliah : Network Centric Principles
Dosen : I Putu Agus Eka Pratama, ST., MT


SDN: Virtualisasi

Seperti Cloud Computing, kekuatan utama dari SDN adalah virtualisasi. Virtualisasi adalah membuat versi virtual dari suatu sumber daya (resource) sehingga pada satu sumber daya fisik dapat dijalankan atau disimpan beberapa sumber daya virtual sekaligus. Sumber daya yang bisa di-virtualisasikan antara lain sistem operasi, media penyimpanan, aplikasi, hardware, jaringan, dan layanan di jaringan.

Terkait dengan virtualisasi hardware, virtualisasi ini mungkin dilakukan karena perkembangan teknologi hardware semakin pesat sehingga kemampuannya tersebut harus berada jauh di atas tuntutan penggunaannya sehingga sebagian besar waktu atau kapasitasnya tidak terpakai. Kondisi seperti ini biasa disebut idle.

Oleh karena itu, kapasitas yang lebih ini digunakan untuk menjalankan atau menyimpan beberapa sumber daya virtual sehingga dapat menghasilkan efesiensi yang lebih tinggi.

SDN: Hypervisor

hypervisor
Hypervisor
Untuk melakukan virtualisasi, diperlukan adanya hypervisor. Secara teknis, virtualisasi diwujudkan dengan menambahkan satu layer perangkat lunak yaitu hypervisor. Hypervisor ini berfungsi sebagai Virtual Machine Manager (VMM), yaitu bagian yang melakukan abstraksi dari perangkat keras yang fisik menjadi perangkat keras yang virtual.

Praktek: Mininet

Berikut ini adalah praktek mininet yang sudah saya lakukan.
install mininet
Install Mininet
Gambar diatas menunjukkan proses instalasi mininet pada sistem operasi Ubuntu yang dapat dilakukan dengan mengetikkan perintah: sudo apt-get install mininet. Lalu tekan Enter.

membuat single topologi mininet
Membuat Single Topologi dengan 3 Host
Gambar diatas menunjukkan proses membuat single topologi dengan tiga host tanpa terhubung ke controller. Ini dapat dilakukan dengan mengetikkan perintah: sudo mn --mac --topo single,3 --switch ovsk --controller=remote. Lalu tekan Enter.

melihat interface
Melihat Interface yang Ada
Gambar diatas menunjukkan proses melihat interface yang ada pada mininet yang dapat dilakukan dengan mengetikkan perintah: net.

melihat informasi node
Melihat Informasi Node
Gambar diatas menunjukkan proses melihat informasi pada node yang dapat dilakukan dengan mengetikkan perintah: dump.

keluar mininet
Keluar dari Mininet
Gambar diatas menunjukkan proses keluar dari mininet yang dapat dilakukan dengan mengetikkan perintah: quit.

Senin, 01 Maret 2021

Net Centric Warfare dan SDN (1)

Nama/NIM : Ngurah Doddy Pratama/1805551022
Prodi/Fakultas/Universitas : Teknologi Informasi/Teknik/Udayana
Mata Kuliah : Network Centric Principles
Dosen : I Putu Agus Eka Pratama, ST., MT


Apa Itu Net Centric Warfare?

Salah satu penerapan Net Centric adalah di bidang militer, sehingga muncul sebutan Net Centric Warfare. Net Centric Warfare adalah sebuah penerapan Net Centric Principles yang dikhususkan untuk kebutuhan militer seperti teknik peperangan, strategi peperangan, hingga melakukan pemindaian terhadap musuh. Net Centric Warfare ini sudah banyak diterapkan di banyak negara maju seperti Amerika Serikat, Rusia, RRC, dan Jerman. Bahkan, di Indonesia sendiri akan mengadopsi Net Centric Warfare ini untuk kebutuhan militernya di TNI AU, TNI AD, dan TNI AL. Sehingga, dengan adanya penerapan Net Centric Warfare pada bidang militer ini era perang 4.0 tidak akan lagi bergantun pada pasukan, jenderal ahli perang, ataupun peralatan tempur yang berupa fisik, melainkan akan bergantung tentang bagaimana ketahanan di sisi teknologi informasi (Data, Informasi, Teknologi).

Ilustrasi Penerapan Net Centric Warfare

Penerapan Net Centric Warfare ini memanfaatkan sensor grid dengan cara terhubung dengan jaringan cloud computing. Berikut adalah ilustrasi dari penerapan Net Centric Warfare.
ilustrasi net centric warfare
Ilustrasi Net Centric Warfare#1
ilustrasi net centric warfare
Ilustrasi Net Centric Warfare#2

Teknologi Pada Net Centric Principles

Agar dapat berjalan dengan baik dan maksimal, Net Centric Principles membutuhkan teknologi-teknologi yang mendukungnya. Teknologi-teknologi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Cloud Computing, atau bisa disebut dengan komputasi paralel yang artinya melibatkan banyak resource komputer untuk menjalankan suatu pekerjaan.
2. Sensor, yang berguna untuk melakukan pemindaian ke suatu objek tentang pergerakan dan keberadaan objek tersebut, kemudian dikirim melalui jaringan cloud computing.
3. WSN dan variannya, WSN (Wireless Sensor Network) memanfaatkan node-node sensor agar sifatnya lebih dinamis.
4. Nano Computer, adalah komputer yang berukuran nano (sangat kecil) dimana nano computer ini melengkapi kemampuan dari ketiga teknologi sebelumnya dari sisi mobilitas komputasi.

Apa itu SDN (Software Define Networking)

SDN adalah istilah yang merujuk pada konsep atau paradigma baru dalam mendesain, mengelola, dan mengimplementasikan jaringan untuk mendukung kebutuhan yang semakin lama semakin kompleks. Konsep dasar dari SDN adalah melakukan pemisahan eksplisit antara control dan forwarding plane-nya. SDN sudah ada sekitar tahun 2012 dan SDN ini adalah bagian dari cloud computing yaitu IAAS Cloud. SDN berfungsi untuk membantu sistem administrator dan perusahaan di dalam melakukan manajemen jaringan dengan lebih baik. Untuk praktek sederhananya dapat menggunakan Mininet di Linux Ubuntu atau distro lainnya.

SDN vs Traditional Net

sdn vs traditional net
SDN vs Traditional Net

Gambar diatas menunjukkan perbedaan antara SDN dengan traditional network dimana traditional network hanya melihat entitas dari Network Device yang terdiri dari Control Plane dan Data Plane. Control Plane ini berkaitan dengan control hardware dan software, sedangkan Data Plane berkaitan dengan data di dalam jaringan. Sedangkan pada SDN, Control Plane masing-masing Network Device dijadikan satu di dalam SDN Controller sehingga control dapat dilakukan secara terpusat, dan Control Plane pada Network Device digantikan dengan Controller Agent. Kunci perbedaan antara SDN dengan Traditional Network adalah posisi dari Control Plane-nya.